Mbok Nem sangat kesal dengan pencuri buah mangga di kebun miliknya. Setiap hari pasti ada buah mangganya yang hilang. Ia pun memasang kawat berduri mengelilingi pohon mangga agar si pencuri tidak bisa memanjat.
Namun, dasar pencuri, ternyata lebih pintar dari Mbok Nem. Ia masih bisa memanjat menggunakan tangga. "Dasar pencuri": Umpat Mbok Nem.
Akhirnya ia memutuskan untuk memasang kawat beraliran listrik mengelilingi pohon mangga. Tetapi pencuri masih juga bisa menjalankan aksinya dengan cara memotong aliran listrik.
Rupanya hari sial si pencuri tiba juga. Sore itu, Mbok Nem memergoki si pencuri. Ternyata si pencuri mangga itu seorang anak kecil.
"Akhirnya ketangkap juga kamu!" Kata Mbok Nem penuh emosi.
Si anak ketakutan.
"Kecil - kecil sudah mencuri!" Ujar Mbok Nem sambil menyentil telinga si anak.
"Ampun.. Ampun Mbok..!" Teriak si anak.
"Tidak ada ampun bagimu!" Kata Mbok Nem sambil memukul pantat anak itu.
"Dasar bandel, anak siapa sih kamu, biar aku tegur bapakmu!" Kata Mbok Nem.
Namun si anak malah berteriak sambil melihat ke atas pohon, "Pak cepetan turun, sudah ketahuan nih pak!!".
Namun, dasar pencuri, ternyata lebih pintar dari Mbok Nem. Ia masih bisa memanjat menggunakan tangga. "Dasar pencuri": Umpat Mbok Nem.
Akhirnya ia memutuskan untuk memasang kawat beraliran listrik mengelilingi pohon mangga. Tetapi pencuri masih juga bisa menjalankan aksinya dengan cara memotong aliran listrik.
Rupanya hari sial si pencuri tiba juga. Sore itu, Mbok Nem memergoki si pencuri. Ternyata si pencuri mangga itu seorang anak kecil.
"Akhirnya ketangkap juga kamu!" Kata Mbok Nem penuh emosi.
Si anak ketakutan.
"Kecil - kecil sudah mencuri!" Ujar Mbok Nem sambil menyentil telinga si anak.
"Ampun.. Ampun Mbok..!" Teriak si anak.
"Tidak ada ampun bagimu!" Kata Mbok Nem sambil memukul pantat anak itu.
"Dasar bandel, anak siapa sih kamu, biar aku tegur bapakmu!" Kata Mbok Nem.
Namun si anak malah berteriak sambil melihat ke atas pohon, "Pak cepetan turun, sudah ketahuan nih pak!!".
0 comments:
Posting Komentar