BahayApakah kantor Anda memberlakukan kerja shift? Sebuah studi mengungkap bahwa bekerja dengan sistem shift berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dikutip Daily Mail, studi yang dipublikasikan di situs Jurnal Kesehatan Inggris bmj.com, itu memperingatkan bahwa mereka yang terbiasa kerja dengan sistem shift memiliki risiko 41 persen mengalami penyakit jantung dan stroke.
Mereka umumnya juga rentan mengembangkan perilaku tidak sehat seperti konsumsi junk food, pola tidur buruk, dan malas berolahraga. Yang semua itu terkait dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan kardiovaskuler.
Studi dilakukan dengan menganalisis hasil 34 penelitian terdahulu yang melibatkan 2.011.935 responden, yang terbiasa berkerja dengan sistem shift. Hampir 25 persen di antaranya mulai memperlihatkan gejala mengembangkan dua penyakit kronis tersebut.
Studi sengaja dilakukan untuk memperjelas efek buruk kerja shift terhadap kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan. Menyempurnakan studi terdahulu yang menyebut kerja shift berpotensi merusak jam biologis: memicu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Yang masuk kategori kerja shift adalah mereka yang memiliki jadwal kerja malam, jadwal kerja shift yang tidak teratur, serta jadwal shift rotasi malam dan siang. Yang menjadi pembanding adalah mereka yang memiliki jadwal kerja normal dari pagi hingga sore.
Daniel Hackam, farmakolog Klinis dari Pusat Penelitian Pencegahan Stroke & Atherosclerosis (SPARC), London, Inggris, dan Ontario, Kanada, mengatakan, studi ini hendaknya menjadi peringatan bagi mereka yang terbiasa bekerja dengan sistem shift untuk lebih peduli dengan kesehatan.
"Pekerja dengan sistem shift sebaiknya harus lebih memahami tentang gejala-gejala penyakit kardiovaskular sebagai upaya pencegahan dini, selain tentunya harus lebih rajin melakukan pemeriksaan kesehatan rutin," ujar Hackam.
Dikutip Daily Mail, studi yang dipublikasikan di situs Jurnal Kesehatan Inggris bmj.com, itu memperingatkan bahwa mereka yang terbiasa kerja dengan sistem shift memiliki risiko 41 persen mengalami penyakit jantung dan stroke.
Mereka umumnya juga rentan mengembangkan perilaku tidak sehat seperti konsumsi junk food, pola tidur buruk, dan malas berolahraga. Yang semua itu terkait dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan kardiovaskuler.
Studi dilakukan dengan menganalisis hasil 34 penelitian terdahulu yang melibatkan 2.011.935 responden, yang terbiasa berkerja dengan sistem shift. Hampir 25 persen di antaranya mulai memperlihatkan gejala mengembangkan dua penyakit kronis tersebut.
Studi sengaja dilakukan untuk memperjelas efek buruk kerja shift terhadap kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan. Menyempurnakan studi terdahulu yang menyebut kerja shift berpotensi merusak jam biologis: memicu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Yang masuk kategori kerja shift adalah mereka yang memiliki jadwal kerja malam, jadwal kerja shift yang tidak teratur, serta jadwal shift rotasi malam dan siang. Yang menjadi pembanding adalah mereka yang memiliki jadwal kerja normal dari pagi hingga sore.
Daniel Hackam, farmakolog Klinis dari Pusat Penelitian Pencegahan Stroke & Atherosclerosis (SPARC), London, Inggris, dan Ontario, Kanada, mengatakan, studi ini hendaknya menjadi peringatan bagi mereka yang terbiasa bekerja dengan sistem shift untuk lebih peduli dengan kesehatan.
"Pekerja dengan sistem shift sebaiknya harus lebih memahami tentang gejala-gejala penyakit kardiovaskular sebagai upaya pencegahan dini, selain tentunya harus lebih rajin melakukan pemeriksaan kesehatan rutin," ujar Hackam.
0 comments:
Posting Komentar