Selain dari gaya hidup dan pola makan, diabetes juga diakibatkan oleh faktor keturunan. Penting bagi Anda untuk waspada terhadap penyakit ‘manis’ satu ini.
Untuk mengimbangi pola makan, ada baiknya Anda mencoba konsumsi keju. Makanan yang banyak dibatasi karena kandungan lemaknya, dipercaya dapat mencegah penyakit diabetes. Tetapi tentu saja harus diimbangi dengan olah raga.
Melansir Medical Daily, penduduk Eropa yang biasa mengkonsumsi keju beresiko 12 persen lebih rendah terkena diabetes, dibandingkan dengan orang yang tidak menyukai keju.
Penelitian yang dimuat dalam the American Journal of Clinic Nutrition ini mengkaji sejauh mana asupan produk olahan susu memengaruhi perkembangan diabetes tipe-2 di delapan negara Eropa.
"Asupan dari total produk susu tidak terkait dengan diabetes. Konsumsi keju yang merupakan salah satu produk susu cenderung memiliki hubungan terbalik dengan diabetes," kata peneliti.
Bagi mereka yang tidak menyukai keju tidak perlu cemas. Karena mengonsumsi susu campuran juga dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah, termasuk produk-produk fermentasi lainnya seperti yoghurt dan susu fermentasi.
Peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa korelasi ini ada, tetapi mereka menduga bahwa itu ada hubungannya dengan proses fermentasi yang terlibat dalam pembuatan keju.
Meskipun dalam kesimpulan abstrak peneliti tidak memerinci negara mana yang diteliti, insiden diabetes mungkin akan cenderung lebih rendah bagi mereka yang memiliki gaya hidup lebih aktif.
Peneliti juga menegaskan bahwa penurunan risiko diabetes pada populasi secara keseluruhan, semata-mata bukan hanya karena konsumsi keju saja.
Akan tetapi mereka yang sudah terlanjur menderita diabetes melitus, konsumsi keju sebaiknya dibatasi porsinya. American Diabetes Association merekomendasikan keju rendah lemak sebagai pilihan.
Untuk mengimbangi pola makan, ada baiknya Anda mencoba konsumsi keju. Makanan yang banyak dibatasi karena kandungan lemaknya, dipercaya dapat mencegah penyakit diabetes. Tetapi tentu saja harus diimbangi dengan olah raga.
Melansir Medical Daily, penduduk Eropa yang biasa mengkonsumsi keju beresiko 12 persen lebih rendah terkena diabetes, dibandingkan dengan orang yang tidak menyukai keju.
Penelitian yang dimuat dalam the American Journal of Clinic Nutrition ini mengkaji sejauh mana asupan produk olahan susu memengaruhi perkembangan diabetes tipe-2 di delapan negara Eropa.
"Asupan dari total produk susu tidak terkait dengan diabetes. Konsumsi keju yang merupakan salah satu produk susu cenderung memiliki hubungan terbalik dengan diabetes," kata peneliti.
Bagi mereka yang tidak menyukai keju tidak perlu cemas. Karena mengonsumsi susu campuran juga dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah, termasuk produk-produk fermentasi lainnya seperti yoghurt dan susu fermentasi.
Peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa korelasi ini ada, tetapi mereka menduga bahwa itu ada hubungannya dengan proses fermentasi yang terlibat dalam pembuatan keju.
Meskipun dalam kesimpulan abstrak peneliti tidak memerinci negara mana yang diteliti, insiden diabetes mungkin akan cenderung lebih rendah bagi mereka yang memiliki gaya hidup lebih aktif.
Peneliti juga menegaskan bahwa penurunan risiko diabetes pada populasi secara keseluruhan, semata-mata bukan hanya karena konsumsi keju saja.
Akan tetapi mereka yang sudah terlanjur menderita diabetes melitus, konsumsi keju sebaiknya dibatasi porsinya. American Diabetes Association merekomendasikan keju rendah lemak sebagai pilihan.
0 comments:
Posting Komentar